Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri bagi yang merayakannya.(lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali ^^)
Mudik merupakan sebuah tradisi di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya menjelang hari raya Idul Fitri. Para perantauan di kota-kota memanfaatkan momen Idul Fitri ini untuk mudik ke kampung halamannya, bersilaturahmi dengan orang tua dan sanak keluarga.
Umat beragama lain pun ikut menikmati momen mudik ini karena adanya hari libur yang cukup panjang yang ditetapkan pemerintah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya pun mudik ke kampung halaman, menikmati saat-saat liburan bersama dengan keluarga tercinta.
Satu hal yang saya amati pada mudik tahun ini adalah semakin banyak nya pemudik yang menggunakan sarana sepeda motor untuk mudik. Tidak sedikit dari masyarakat yang memaksakan motornya untuk membawa barang dan orang yang melebihi daya angkut dari motor tersebut.
Dari gambar di atas dapat kita lihat sebuah motor dipaksakan untuk mengangkut empat orang ditambah dengan barang bawaan yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan banyaknya pelanggaran yang terjadi, ditambah dengan kondisi capeknya si pengemudi motor (motor tidak dianjurkan sebagai sarana transportasi jarak jauh) dan semakin padatnya arus lalu lintas saat mudik lebaran, tidak mengherankan bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas khususnya para pengguna motor meningkat.
Bagi para pengguna motor (saya juga pengguna motor sih ^^), marilah kita taati peraturan yang ada dengan baik. Karena peraturan itu dibuat untuk keselamatan kita juga, supaya kita bisa mudik dengan artian yang sebenarnya yaitu MUlih ndek uDIK (pulang ke desa) dan bukannya mudik dengan artian yang lain yaitu MUlih nDek Sang KhalIK (pulang ke Sang Kuasa/pulang ke rumah Tuhan) alias meninggal dunia karena kecelakaan.
salam mudik,
-nyo-
Mudik merupakan sebuah tradisi di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya menjelang hari raya Idul Fitri. Para perantauan di kota-kota memanfaatkan momen Idul Fitri ini untuk mudik ke kampung halamannya, bersilaturahmi dengan orang tua dan sanak keluarga.
Umat beragama lain pun ikut menikmati momen mudik ini karena adanya hari libur yang cukup panjang yang ditetapkan pemerintah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya pun mudik ke kampung halaman, menikmati saat-saat liburan bersama dengan keluarga tercinta.
Satu hal yang saya amati pada mudik tahun ini adalah semakin banyak nya pemudik yang menggunakan sarana sepeda motor untuk mudik. Tidak sedikit dari masyarakat yang memaksakan motornya untuk membawa barang dan orang yang melebihi daya angkut dari motor tersebut.
Dari gambar di atas dapat kita lihat sebuah motor dipaksakan untuk mengangkut empat orang ditambah dengan barang bawaan yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan banyaknya pelanggaran yang terjadi, ditambah dengan kondisi capeknya si pengemudi motor (motor tidak dianjurkan sebagai sarana transportasi jarak jauh) dan semakin padatnya arus lalu lintas saat mudik lebaran, tidak mengherankan bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas khususnya para pengguna motor meningkat.
Bagi para pengguna motor (saya juga pengguna motor sih ^^), marilah kita taati peraturan yang ada dengan baik. Karena peraturan itu dibuat untuk keselamatan kita juga, supaya kita bisa mudik dengan artian yang sebenarnya yaitu MUlih ndek uDIK (pulang ke desa) dan bukannya mudik dengan artian yang lain yaitu MUlih nDek Sang KhalIK (pulang ke Sang Kuasa/pulang ke rumah Tuhan) alias meninggal dunia karena kecelakaan.
salam mudik,
-nyo-