Saturday, June 9, 2012

Bandeng Presto


Ikan bandeng merupakan salah satu ikan yang lezat. Ikan ini disukai karena rasanya yang gurih dan tidak mudah hancur bila dimasak. Namun, dibalik kenikmatan dagingnya, ikan ini memiliki banyak sekali duri yang susah sekali dipisahkan dari dagingnya.
Salah satu cara untuk mengatasi duri ini adalah dengan mengolah ikan bandeng ini menjadi bandeng presto. Seperti yang kita ketahui, dengan di presto, duri yang mengganggu ini menjadi sangat lunak sehingga kita dapat menikmatinya tanpa harus terganggu dengan tulang dan durinya.

Namun, apakah kita pernah mengetahui bagaimana bandeng presto ini dibuat?
Bandeng presto dibuat dengan menggunakan pressure cooker, alat masak yang bekerja dengan cara memberikan tekanan yang tinggi. Tekanan ini telah diatur sedemikian rupa sehingga tulang dan duri bandeng bisa menjadi lunak tetapi tidak sampai merusak daging dari ikan tersebut.

Teman, sadarkah kita, bahwa kita ini seperti ikan bandeng tersebut? 
Mungkin di dalam hidup kita ini, banyak sekali "tulang dan duri" yang dapat membuat hidup kita menjadi tidak menyenangkan bagi Tuhan.
"tulang dan duri" ini dapat berupa macam-macam, seperti kesombongan, hawa nafsu, emosi, iri hati, tidak mengandalkan Tuhan, dll.. 

Karena "tulang dan duri kehidupan" kita ini mengganggu, maka seringkali kita diproses oleh Tuhan dalam sebuah "pressure cooker kehidupan" yakni sebuah kondisi hidup yang penuh tantangan, masalah, tekanan, dll, yang seringkali kita rasa  terlalu berat dan tidak mampu kita hadapi. 
Tetapi kita perlu tau, bahwa tingkat tekanan/pressure dalam "pressure cooker kehidupan" ini sudah Tuhan atur sedemikian rupa, sehingga tekanan tersebut tidak melebihi batas kemampuan kita, akan tetapi cukup kuat untuk melunakkan duri kehidupan kita. Cukup kuat untuk melunakkan ego kita, kesombongan kita, hawa nafsu kita, dll.

1 Kor 10 : 13
"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

So... 
buat teman-teman yang saati ini mengalami berbagai macam tekanan dalam hidup, janganlah menyerah karena segala tekanan itu tidak akan melebihi batas kemampuan kita. Manfaatkan momen ini untuk merenung dan mencari tau.. "tulang dan duri" kita yang mana yang mau Tuhan lunakkan di dalam hidup kita.

Jalani semua itu dengan ketekunan, kesabaran, melalui kerja keras dan doa, sehingga kita dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi pribadi yang lebih kuat, terlebih lagi menjadi pribadi yang dapat membuat Tuhan kita bahagia.
GBU 



-nyo-

Monday, April 16, 2012

Kehidupan Sang Elang


Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.

Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan:
1.Menunggu kematian, atau
2.Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal di sana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya
satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.

Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru , kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam , mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri. Dengan pertolongan Roh Kudus kita bisa melewati halangan itu. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang itu. Perubahan akan terjadi. Maka itu, kita harus berubah!

Friday, April 13, 2012

Cangkir Tanah Liat


Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum!" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Sto ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"



Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum!" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya ! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Yesus berkata : 'Saudara-saudaraKu, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa UJIAN terhadap IMANMU menghasilkan KETEKUNAN. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi SEMPURNA dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.' (Yak 1 : 2-4)



Hidup kita seringkali seperti cangkir tanah liat itu. Selama perjalanan hidup kita kita tidak pernah lepas dari masalah entah itu ringan ataupun berat. Saat menghadapi masalah itu tidak jarang kita merasa tidak mampu atau tidak kuat lagi. Kita sering berontak ataupun berteriak "kenapa harus aku yang menghadapi ini?", "Aku tidak mampu lagi menghadapi semua ini", dll. Seperti cangkir itu, seringkali kita tidak tau kenapa kita harus diputar2 sampai kita merasa pusing, ditinju-tinju oleh berbagai masalah yang terus-terusan menerjang, dibakar dalam panasnya perasaan dan derita yang mendera.

Percayalah, melalui semua permasalahan yang kita hadapi, Tuhan sedang membentuk kita, seonggok tanah liat, menjadi cangkir yang indah dimata Nya. Seberat apapun masalah yang kita hadapi, ingatlah bahwa Tuhan tidak akan mengijinkan kita mengalami pencobaan yang melebihi kekuatan kita.
So.. hadapilah dengan penuh semangat, dengan tegar, dan dengan iman yang teguh dalam Tuhan.

Maukah kita dibentuk menjadi lebih indah oleh Tuhan?



-Nyo-