Tuesday, May 25, 2010

Saknoe Kowe Le, Le...


Beberapa waktu yang lalu, aku pergi ke bank xxx untuk mengeprint buku tabungan. Ternyata antriannya panjang. Sudah terlanjur sampai di sana, kuputuskan untuk mengantri. Aku duduk di kursi antrian di dekat pintu masuk. Untuk mengusir bosan, aku menunggu sambil mendengarkan Mp3 dari HP ku.

Saat asik mendengarkan musik, sepintas aku melihat ada suatu bayangan di balik pintu kaca bank tersebut. Ternyata ada seorang anak kecil yang mau masuk ke dalam bank tersebut. Mungkin umurnya sekitar 6-7 tahun. Dengan sekuat tenaga, dia berusaha mendorong pintu kaca yang menurutku berat untuk ukuran anak-anak. Benar saja, anak tersebut tidak kuat membuka pintu tersebut. Karena kasihan, aku bantu anak tersebut membuka pintu.
Saat anak itu masuk, dari belakangku aku mendengar ada suara ibu-ibu dengan nada marah. "Kok keluyuran ae seh...". Ternyata ibu-ibu itu adalah ibu dari anak yang aku tolong tersebut. Dengan marah dia tarik anaknya ke tempat duduk.


Sekitar 5 menit kemudian, terdengar suara ibu itu lagi bercakap-cakap dengan keras sampai menembus earphone ku. Ternyata ada yg menelponnya. Dari pembicaraan yang berhasil aku tangkap, ternyata si penelepon ini mencari suami dari ibu tersebut. Dia bingung karena suaminya ada di parkiran, sedangkan dirinya sedang mengantri. Akhirnya dia menyuruh anaknya itu untuk memanggil ayahnya. Dibukakannya pintu bank, kemudian sang anak keluar mencari ayahnya. Tidak lama kemudian, ibu itu memberi no HP suaminya kepada si penelepon. Pikirku, " kok ya ngga tadi2 toh bu, bu. Buat apa anak mu sampai panas-panas ke parkiran." Setelah memberi no HP tersebut, pembicaraan berakhir.

Tidak lama kemudian, sang anak kembali lagi ke bank. Aku benar-benar seperti mengalami deja vu. Karena apa? kembali sang anak dengan usaha maksimal membuka pintu tapi gagal, aku kembali membantu membukakan nya, dan..... kembali aku mendengar suara ibu-ibu dengan nada marah "Kok keluyuran ae seh..."

*Sfx:Jedoeeeengggg*

Aku bicara dalam hati "Ya ampun buk... buk... Lha ibuk e seng nyuruh kok malah diamuki... Piye toh...." (Ya ampun bu... Ibu yang nyuruh kok malah dimarahi. Bagaimana sih?). "Saknoe kowe le, le..." (kasihan sekali kamu nak, nak).

Yah itu salah satu pengalaman yang aku alami beberapa waktu yang lalu. Dari sini aku belajar, bahwa seringkali orang tua atau orang yang lebih dewasa bersikap semena-mena kepada orang yang lebih muda atau lebih kecil. Tidak jarang anak kecil menjadi pihak yang bersalah dalam suatu kejadian, padahal belum tentu anak itu yang bersalah. Bagaimana anak tersebut bisa berkembang kalau dalam perjalanan hidupnya dia selalu menjadi pihak yang bersalah, dimarah-marahi tanpa boleh membantah. Coba kalau anak itu membantah, mungkin dia akan semakin dimarahi atau malah dipukul oleh ibunya. Iya kan? Lama kelamaan, anak akan menjadi takut untuk mengembangkan kreativitas nya karena mereka takut kalau-kalau apa yang mereka lakukan adalah salah dan ujung-ujungnya, mereka akan dimarahi bahkan dipukul oleh orang tua mereka.

Marilah kita menghargai apa yang dilakukan oleh anak kecil, kita bimbing mereka dengan cara yang benar, tidak hanya dengan marah-marah saja. Kita dengarkan mereka, kenapa mereka berbuat demikian karena semua orang bisa berbuat salah baik itu anak-anak maupun orang yang sudah dewasa seperti kita.



-nyo-

2 comments:

Kayaknya ibunya itu udah kaya progam aja:

if (tole is outside && me is inside){
shout("Kok keluyuran ae seh")
else{ silence()}


wkwkwkwk... berbuat tanpa berpikir kalah deh sama robot :P

@cicit : io kyk cit... AI ne perlu diperbaiki tuh. Haruse isa menganalisa alasan juga. hahahaha